INDONEWSPORTAL.COMĀ - Arus balik libur panjang Idul Fitri 1445H telah memenuhi sejumlah ruas jalan, menandai pergerakan arus balik mudik Lebaran 2024 yang diperkirakan mencapai puncaknya hari ini, Selasa, 16 April 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa kondisi cuaca selama arus balik mudik Lebaran masih berubah-ubah. Masyarakat yang sudah merencanakan perjalanan arus balik mudik Lebaran diminta untuk tetap waspada.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG memperkirakan cuaca hari ini, Selasa, 16 April 2024, akan cerah dan berawan.
Cuaca seperti ini telah terjadi sejak Rabu, 10 April 2024, yang oleh BMKG dikategorikan sebagai fase kedua, sepekan setelah awal libur Idul Fitri 1445 Hijriah.
Namun, menurut analisis BMKG, cuaca diprediksi akan berubah mulai Rabu, 17 April 2024, hingga Selasa, 23 April 2024. Dalam periode tersebut, yang disebut fase ketiga oleh BMKG, wilayah Indonesia bagian Utara dan Tengah berpotensi hujan ringan hingga sedang.
"Diperlukan kewaspadaan terhadap potensi tumbuhnya siklon tropis di Samudra Hindia dan Selatan Indonesia," kata Dwikorita Karnawati.
BMKG menjelaskan bahwa Indonesia sedang memasuki masa pancaroba, yaitu transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Oleh karena itu, BMKG bersama BRIN, BNPB, dan TNI AU telah menyiapkan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk menghadapi cuaca ekstrem.
"Semua pihak siap siaga. BMKG juga membuka posko pelayanan selama arus mudik dan arus balik mudik Lebaran," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dalam tahun ini, animo masyarakat untuk mudik sangat tinggi. Pemerintah memprediksi 193,6 juta orang melakukan perjalanan mudik, meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang mencapai 123,8 juta orang.
Peringatan Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter
Selain perkiraan cuaca, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang mungkin terjadi di beberapa wilayah perairan pada 16 - 17 April 2024. Gelombang tinggi ini diprediksi mencapai 2,5 meter.
Berdasarkan analisis BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara umumnya bergerak dari Utara ke Timur dengan kecepatan angin 6 - 15 knot, sementara di wilayah Indonesia bagian Selatan bergerak dari Timur ke Selatan dengan kecepatan angin 4 - 20 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Selatan Jawa Tengah - NTB, Samudera Pasifik Utara Halmahera, dan Laut Arafuru," tulis BMKG.
Gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berbahaya bagi pelayaran. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi nelayan yang menggunakan perahu nelayan dengan kecepatan angin di atas 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang dengan kecepatan angin di atas 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal ferry, kapal kargo, dan kapal pesiar dengan kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
"Masyarakat di pesisir yang berpotensi terkena gelombang tinggi diharapkan tetap waspada," tutup laporan tersebut.