Sejarah Lengkap Media Penyimpanan Komputer dan Cara Kerjanya

Seiring berkembangnya teknologi komputer, storage media menjadi elemen krusial dalam menyimpan dan mengakses data. Dari pita magnetik hingga solid-state drives (SSD), setiap generasi storage media memiliki peran penting dalam meningkatkan kapasitas, kecepatan, dan keandalan penyimpanan data. Inilah sejarah storage media pada komputer dan penjelasan detail untuk setiap generasi media penyimpanan komputer.

2 Jan, 2024 - 12:42

1. Punched Tape atau Pita Berlubang

Punched Tape atau Pita Berlubang

Pita berlubang, juga dikenal sebagai punched tape, adalah salah satu bentuk media penyimpanan yang digunakan pada masa lalu.

Meskipun tidak seefisien atau seumum beberapa bentuk media penyimpanan lainnya, seperti pita magnetik atau disket, pita berlubang memiliki peran sejarah penting dalam pengembangan komputasi dan pemrograman.

Pita berlubang biasanya terbuat dari kertas atau plastik dan memiliki lubang-lubang yang diberikan sebagai representasi biner dari data.

Setiap baris pada pita berlubang mewakili sebuah instruksi atau karakter. Pita ini dimasukkan ke dalam mesin pemrosesan data yang dilengkapi dengan pembaca berlubang untuk membaca informasi dari lubang-lubang pada pita.

Meskipun pita berlubang memiliki kekurangan seperti kecepatan transfer data yang rendah dan kapasitas penyimpanan yang terbatas, penggunaannya cukup umum pada era awal komputasi, terutama pada sistem komputer yang digunakan untuk pemrosesan data besar dan pemrograman.

Seiring berjalannya waktu, teknologi penyimpanan yang lebih canggih menggantikan penggunaan pita berlubang, namun, secara sejarah, pita berlubang tetap menjadi salah satu langkah awal dalam evolusi media penyimpanan komputer.

2. Pita Magnetik (Tape Drive)

Pita Magnetik (Tape Drive)

Pada awal era komputer, pita magnetik menjadi pilihan utama untuk menyimpan data. Penggunaan pita magnetik dimulai pada tahun 1951 dengan UNISERVO I, yang digunakan untuk sistem komputer UNIVAC I.

Pita magnetik bekerja dengan menyimpan data dalam bentuk simbol magnetik pada pita, dan mesin pembaca memindai tanda-tanda tersebut untuk membaca informasi.

Pita magnetik bekerja dengan menyimpan data dalam bentuk magnetik pada media pita. Ketika data ditulis, pita dipenuhi dengan medan magnet yang merepresentasikan informasi biner (0 dan 1).

Pita magnetik memiliki kapasitas penyimpanan yang bervariasi tergantung pada panjang pita dan teknologi yang digunakan. 

Awalnya, kapasitasnya sangat terbatas, namun teknologi modern dapat mencapai ratusan terabytes. Hingga kini Tape Drive modern pun masih digunakan, biasanya untuk menyimpan data yang cenderung bersifat arsip, yang tidak membutuhkan akses read/write secara berkelanjutan.

3. Disket (Floppy Disk)

Disket (Floppy Disk)

Diperkenalkan oleh IBM pada tahun 1971, floppy disk menjadi media penyimpanan yang lebih portabel dan mudah digunakan.

Awalnya berukuran 8 inci dan kemudian mengecil menjadi 5,25 inci, floppy disk digunakan untuk menyimpan program dan data. Namun, kapasitas penyimpanannya terbatas, dengan versi terakhir (3,5 inci) hanya mampu menyimpan hingga 1,44 MB.

Floppy disk menggunakan piringan magnetis yang berputar di dalam rumah disket. Data ditulis atau dibaca melalui kepala pembaca yang mengenali perubahan medan magnetik pada piringan.

Floppy disk awal memiliki kapasitas penyimpanan 80 KB, namun berkembang menjadi 1,44 MB pada versi 3,5 inci. Namun, kapasitas ini sangat kecil dibandingkan dengan media penyimpanan modern saat ini.

4. CD dan DVD

CD dan DVD

Pada tahun 1980-an, Compact Disc-Read Only Memory (CD-ROM) diperkenalkan sebagai media penyimpanan optik.

Kemudian, DVD-ROM (Digital Versatile Disc-Read Only Memory) menggantikannya dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar.

CD-ROM dan DVD-ROM menggunakan teknologi optik. Data direpresentasikan sebagai celah dan tidak adanya celah di permukaan disk optik. Laser kemudian membaca atau menulis data ini dengan membakar celah atau meninggalkan area kosong.

CD-ROM mampu menyimpan sekitar 700 MB, sementara DVD-ROM bisa mencapai 4,7 GB (single-layer) hingga 17 GB (double-layer).

5. USB Flash Drive

USB Flash Drive

Pada akhir tahun 1990-an, USB flash drive atau thumb drive mulai menggantikan peran disket sebagai media penyimpanan portabel.

Dengan ukuran yang kecil, USB flash drive menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dan kecepatan transfer data yang lebih cepat. Pengguna dapat menyimpan dan mentransfer data dengan mudah tanpa memerlukan daya eksternal.

USB flash drive menggunakan chip memori NAND flash yang menyimpan data secara elektronik. Ketika data ditulis atau dibaca, tidak ada bagian bergerak seperti pada HDD, sehingga aksesnya lebih cepat.

Kapasitas USB flash drive berkisar dari beberapa megabytes hingga beberapa terabytes. Perkembangan teknologi telah memungkinkan produksi flash drive dengan kapasitas yang semakin besar.

6. Solid State Drive (SSD)

Solid State Drive (SSD)

SSD mewakili evolusi lebih lanjut dalam teknologi penyimpanan. Berbeda dengan HDD yang menggunakan piringan berputar, SSD menyimpan data dalam chip memori NAND flash.

Keuntungan utama SSD meliputi kecepatan transfer yang lebih tinggi, ketahanan terhadap goncangan, dan konsumsi daya yang lebih rendah. Meskipun awalnya mahal, harga SSD terus menurun seiring dengan meningkatnya produksi.

SSD menggunakan teknologi chip memori NAND flash yang tidak memiliki bagian bergerak. Proses akses data menjadi lebih cepat karena tidak ada piringan yang harus berputar.

Kapasitas SSD berkisar dari beberapa puluh gigabytes hingga beberapa terabytes. SSD umumnya lebih mahal dibandingkan HDD tetapi menawarkan kinerja yang lebih cepat.

SSD telah mengalami beberapa generasi, dan perkembangan teknologi ini terkait erat dengan peningkatan kinerja, keandalan, dan kapasitas penyimpanan. Selain itu, berbagai tipe chip, kontroler, dan interface digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan SSD.

7. Cloud Storage

Cloud Storage

Munculnya cloud storage membawa konsep penyimpanan data ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan menyimpan data di pusat data terpusat dan mengaksesnya melalui internet, pengguna dapat mengakses informasi mereka dari berbagai perangkat.

Layanan cloud storage seperti Google Drive, Dropbox, dan Amazon S3 telah menjadi solusi populer untuk menyimpan dan berbagi data.

Cloud storage menyimpan data di pusat data terpusat yang diakses melalui internet. Data disimpan dan dielola oleh penyedia layanan cloud.

Kapasitas cloud storage sangat bervariasi tergantung pada penyedia dan paket layanan yang dipilih. Beberapa penyedia dapat menyediakan penyimpanan beberapa gigabyte atau bahkan beberapa terabyte atau lebih hingga tidak dibatasi.

Rafi Zidan Althaf Indonewsportal Media Reporter