Klub Liga Prancis Bordeaux Resmi Bangkrut, Turun Kasta Hingga Cuci Gudang
Bordeaux, klub sepak bola legendaris Prancis, resmi dinyatakan bangkrut dan terdegradasi ke divisi ketiga, National 1. Keputusan ini diambil setelah kegagalan finansial yang berkepanjangan dan gagal mendapatkan dukungan investor. Kebangkrutan ini menandai berakhirnya era panjang Bordeaux sebagai klub profesional, dengan semua kontrak pemain dan staf dibatalkan. Klub berencana untuk memulai restrukturisasi keuangan sebagai langkah awal untuk membangun kembali masa depan mereka.
INDONEWSPORTAL.COM - Bordeaux, salah satu klub sepak bola legendaris asal Prancis, resmi menyatakan kebangkrutan dan terdegradasi ke divisi ketiga, National 1, mengakhiri era panjang status mereka sebagai klub profesional.
Keputusan ini diumumkan oleh manajemen klub pada Jumat (26/7/2024), setelah pengajuan kebangkrutan diajukan ke Pengadilan Niaga Bordeaux untuk memulai restrukturisasi keuangan yang sangat dibutuhkan.
Pengumuman kebangkrutan Bordeaux datang sebagai dampak langsung dari kegagalan mereka dalam mengajukan banding atas putusan Direktorat Nasional untuk Pengendalian Manajemen (DNCG) yang menjatuhkan sanksi degradasi.
Bordeaux, yang pernah menjadi rumah bagi pemain legendaris seperti Zinedine Zidane, harus mencabut status profesional klub yang telah dipegang sejak 1937. Keputusan ini berarti seluruh kontrak pemain dan staf pelatih otomatis dibatalkan, memberikan mereka kebebasan untuk mencari klub baru tanpa biaya transfer.
"Menyusul konfirmasi keputusan DNCG untuk mendegradasi FC Girondins de Bordeaux ke National 1, klub mengajukan kebangkrutan di Pengadilan Niaga Bordeaux pada hari Selasa untuk memulai restrukturisasi yang diperlukan," demikian pernyataan resmi Bordeaux di media sosial mereka.
Krisis finansial Bordeaux dipicu oleh berbagai faktor, termasuk hilangnya pendapatan dan sponsor selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021. Klub mengalami penurunan prestasi yang dramatis, dimulai dengan degradasi ke Ligue 2 pada musim 2021/2022 setelah berada di dasar klasemen Liga Prancis.
Kondisi keuangan semakin memburuk hingga mereka membutuhkan suntikan dana sebesar 40 juta euro atau sekitar Rp707 miliar untuk menyeimbangkan pembukuan keuangan.
Bordeaux telah berjuang secara finansial selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, mereka terdegradasi ke Ligue 2 hanya 12 tahun setelah mencapai perempat final Liga Champions. Musim lalu, Bordeaux finis di posisi ke-12 Ligue 2 dengan perolehan nilai 50.
Penurunan prestasi dan meningkatnya utang, sebagian besar disebabkan oleh biaya operasional Stadion Matmut Atlantique yang terlalu besar, semakin memperparah situasi keuangan mereka.
Upaya untuk menyelamatkan klub melalui akuisisi oleh pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG), juga gagal. FSG sempat menunjukkan minat untuk membeli Bordeaux, tetapi akhirnya mengurungkan niat mereka pada awal bulan ini, meninggalkan klub dalam krisis tanpa solusi penyelamatan.
Kebangkrutan Bordeaux mendapatkan perhatian luas dari komunitas sepak bola internasional. Wali Kota Bordeaux, Pierre Hurmic, secara terbuka mengkritik kepemimpinan Gerard Lopez, pemilik klub saat ini, yang dianggap gagal mengelola Bordeaux dengan baik.
"Kepemimpinan yang buruk dari Gerard Lopez telah membawa klub ini ke jurang kebangkrutan," ujar Hurmic dalam sebuah wawancara.
Zinedine Zidane, mantan pemain Bordeaux yang menjadi legenda sepak bola dunia, juga mengungkapkan kesedihannya atas situasi yang menimpa mantan klubnya.
"Sulit menerima situasi yang dialami klub favorit saya. Saya yakin masa depan akan memberi kita hari-hari yang lebih baik. Segenap hati saya tertuju pada para pecinta klub ini," ujar Zidane.
Keputusan untuk mengajukan kebangkrutan juga berarti bahwa akademi sepak bola Bordeaux, yang terkenal telah melahirkan talenta-talenta seperti Aurelien Tchouameni dan Jules Kounde, akan menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Akademi yang telah menjadi salah satu kekuatan utama Bordeaux dalam mencetak pemain muda berbakat mungkin harus ditutup, kehilangan perannya sebagai salah satu pusat pengembangan pemain terbaik di Prancis.
Dengan pengajuan kebangkrutan ini, Bordeaux berharap dapat memulai restrukturisasi keuangan yang diperlukan untuk kembali ke jalur profesionalisme di masa depan.
Klub berencana untuk membangun kembali dari dasar, berfokus pada restrukturisasi keuangan, dan mencari investor baru yang dapat membawa stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
Dalam pernyataannya, klub menyatakan tekad untuk bangkit kembali: "Tidak peduli di mana atau bagaimana, FCGB akan terus hidup. Dukungan dan pemikiran dari seluruh penggemar, karyawan, pemain, pemain muda, dan staf akan menjadi kekuatan kami dalam melewati masa sulit ini."
Meski berada dalam situasi yang suram, Bordeaux berharap untuk kembali menjadi kekuatan utama dalam sepak bola Prancis di masa depan.
Dukungan dari komunitas dan upaya untuk membangun kembali klub dapat menjadi titik awal bagi Bordeaux untuk mengatasi krisis ini dan mengembalikan kejayaan mereka sebagai salah satu klub sepak bola terkemuka di Prancis.