Presiden Jokowi Optimis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2024
Presiden Joko Widodo menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024. Ekonomi Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan 5,05 persen, inflasi stabil di 2,57 persen, dan cadangan devisa mencapai USD145 miliar. Meskipun demikian, Presiden menyoroti tantangan dari dinamika ekonomi global dan dampak disrupsi teknologi. Dia menekankan pentingnya belajar dari krisis finansial masa lalu dan menjaga stabilitas ekonomi. Selain itu, Presiden juga mendorong pengembangan UMKM melalui sektor perbankan dan asuransi, dengan fokus pada peningkatan akses kredit perbankan bagi UMKM.
INDONEWSPORTAL.COM - Presiden Joko Widodo optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024, yang ia sampaikan dalam sambutannya pada Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024 di Ballroom The St. Regist, Jakarta, pada Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut Presiden, ekonomi Indonesia saat ini masih menunjukkan kinerja yang kuat dengan pertumbuhan 5,05 persen, inflasi terkendali di 2,57 persen, serta cadangan devisa mencapai USD145 miliar.
Selain itu, neraca dagang juga mencatat surplus sebesar USD36 miliar atau sekitar Rp570 triliun, dengan defisit transaksi berjalan yang mencatat surplus sebesar 0,16 persen.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya waspada terhadap dinamika cepat ekonomi global serta dampak disrupsi teknologi yang masif.
Ia menyatakan bahwa Indonesia harus belajar dari pengalaman masa lalu, seperti krisis keuangan Asia pada tahun 1998 dan krisis keuangan global pada tahun 2008. Kasus terbaru jatuhnya Silicon Valley Bank juga menjadi pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam menjaga stabilitas industri keuangan dan ekonomi.
Presiden juga menyoroti pentingnya menjaga agar ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
Lebih lanjut, Presiden mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui sektor perbankan dan asuransi. Dia menegaskan perlunya strategi untuk meningkatkan akses kredit perbankan bagi UMKM.
Ia menambahkan bahwa kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih sebesar 19 persen. Diperlukan strategi yang tepat agar terjadi peningkatan kredit perbankan bagi UMKM, sehingga UMKM kita dapat tumbuh dengan baik.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Gubernur BI Perry Warjiyo. (*)