Apa itu Aquaplaning dan Cara Berkendara yang Aman agar Terhindar dari Aquaplaning
Selama musim hujan ini, terjadi banyak kecelakaan di jalan tol. Salah satu faktor penyebabnya adalah aquaplaning, di mana ban mobil tidak menapak aspal karena adanya genangan air.
Ketika mobil melaju dengan kecepatan tinggi, gaya ke atas dari air yang menggenangi permukaan aspal dapat membuat ban mobil terangkat. Hal ini menyebabkan mobil kehilangan kendali dan terjadi kecelakaan.
Oleh karena itu, saat kondisi jalan basah, pengemudi mobil perlu menyesuaikan cara berkendara dengan membatasi kecepatan mobil.
Sony Susmana, Direktur Pelatihan Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menjelaskan bahwa kecepatan berkendara merupakan salah satu faktor penyebab aquaplaning.
"Aquaplaning terjadi karena faktor kecepatan pengemudi, kualitas ban, dan kondisi jalan. Ketiga faktor ini saling mempengaruhi," kata Sony.
Untuk menghindari bahaya aquaplaning, Sony menyarankan semua pengemudi untuk membatasi kecepatan saat hujan atau jalanan basah, setidaknya antara 40 hingga 50 km/jam.
"Ketika kecepatan mobil rendah, kemungkinan terkena aquaplaning hampir tidak ada. Karena ban masih dapat memecah genangan air dan menapak di aspal," kata Sony.
Apa itu Aquaplaning?
Aquaplaning adalah kondisi di mana ban kendaraan kehilangan traksi atau cengkeraman dengan permukaan jalan akibat adanya air yang terlalu banyak di antara ban dan jalan.
Hal ini dapat terjadi ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi di atas permukaan jalan yang tergenang air.
Ketika ban tidak dapat menyalurkan air dengan efisien melalui alur-alur (groove) yang ada pada permukaan ban, maka lapisan air tersebut bisa menyebabkan ban kehilangan cengkeraman dengan jalan.
Efek dari aquaplaning ini sangat berbahaya karena kendaraan menjadi sulit untuk dikendalikan dan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Pengemudi akan merasakan hilangnya respons dan kendali terhadap kemudi, rem, dan akselerator. Kemampuan pengereman dan manuver kendaraan juga akan berkurang, sehingga risiko kecelakaan meningkat.
Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk mengetahui cara mengatasi dan mencegah aquaplaning agar dapat berkendara dengan aman dalam kondisi cuaca basah.
Cara Menghindari Aquaplaning
Salah satu cara untuk mengatasi aquaplaning adalah dengan mengurangi kecepatan kendaraan. Dengan mengurangi kecepatan, ban memiliki lebih banyak waktu untuk menyalurkan air melalui alur-alur pada permukaan ban.
Jika kecepatan kendaraan terlalu tinggi, ban tidak dapat mengatasi volume air yang ada di permukaan jalan, sehingga terjadilah aquaplaning. Sehingga, dengan mengurangi kecepatan, kemungkinan terjadinya aquaplaning dapat diminimalisir.
Selain itu, perawatan ban yang baik juga akan membantu mencegah aquaplaning. Pastikan ban memiliki tekanan yang sesuai dan alur-alur pada permukaan ban dalam kondisi baik.
Alur-alur yang dalam dan tebal dapat membantu aliran air secara lebih efisien sehingga air tidak terperangkap di antara ban dan jalan. Selain itu, pastikan juga kedalaman alur ban masih memadai agar tetap memberikan traksi yang baik saat melewati genangan air.
Pengaturan bobot kendaraan juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan kendaraan dalam mengatasi aquaplaning. Dalam kondisi berkendara di atas permukaan jalan yang tergenang air, sebaiknya hindari pengendaraan dengan beban berlebih atau terlalu berat.
Pengendaraan dengan beban berlebih dapat menyebabkan ban kendaraan lebih mudah terangkat dari permukaan jalan akibat air yang terperangkap di antara ban dan jalan. Mengetahui apa itu aquaplaning dan bagaimana cara mengatasi serta mencegahnya adalah penting bagi setiap pengemudi.
Dengan memahami kondisi ini, pengendara dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat saat berkendara di jalan yang tergenang air. Dengan demikian, risiko aquaplaning dapat diminimalisir dan keselamatan berkendara dalam kondisi cuaca basah dapat terjaga.
Jusri Pulubuhu, Direktur Pelatihan Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan bahwa aquaplaning pada mobil dapat terjadi seperti batu tipis yang dilempar ke sungai dan melayang karena kecepatan tinggi.
"Ketinggian roda mobil yang terangkat saat mengalami aquaplaning bervariasi tergantung pada kecepatan kendaraan. Bisa mencapai satu sentimeter atau bahkan kurang, tergantung pada kecepatan kendaraan," kata Jusri.
Jusri melanjutkan, langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan kecepatan saat melewati jalan yang basah. Jika sudah terlanjur mengalami aquaplaning, pengemudi tidak boleh panik atau mengerem kendaraan secara mendadak.
"Jangan panik, jangan mengerem, jangan menambah gas. Tahan saja. Ketika ban melewati genangan air, ban akan kembali menempel pada permukaan jalan," kata Jusri.
Mengerem kendaraan secara tiba-tiba justru dapat memperburuk aquaplaning dan membuat kendaraan semakin sulit dikendalikan. Oleh karena itu, Jusri menyarankan pengemudi untuk tetap tenang.
"Segala upaya yang dilakukan sebelumnya oleh orang-orang yang tidak tahu, seperti mengerem dan sebagainya, hanya akan memperburuk kondisi aquaplaning," ujar Jusri.
Oleh karena itu, keputusan yang paling bijak adalah membatasi kecepatan mobil saat kondisi jalan basah, terutama saat hujan lebat.